Tentang Film Rangga & Cinta (2025)

Meski aslinya saya gak terlalu tertarik saat pengumuman ada remake dari Film Ada Apa Dengan Cinta? tapi tetap buat saya jadi penasaran, seperti apa sih film yang sudah buat saya jadi jatuh cinta terhadap puisi ini? Apakah bisa tampil memukau kembali lewat script puitisnya itu?



Nama filmnya diubah jadi Rangga dan Cinta, dan dibuat jadi musikal loh. Kisahnya sendiri masih sama, tentang seorang perempuan bernama Cinta (Leya Princy) yang penasaran terhadap pemenang lomba puisi di tahun ke-2 ajaran sekolahnya. Egonya menyala, karena selama ini ia yang selalu mendapatkan penghargaan dari karya tulisannya. Ia pun baru tahu ada kakak kelas yang tak pernah kasih karyanya ke mading, tapi tiba-tiba menang. Lantas ia langsung menemui Rangga (El Putra Sarira) yang ternyata sangat ketus dan misterius. Tak perlu kenal lama, mereka berdua langsung saling membenci.

Namun benci pun berpendar, akhirnya berubah jadi cinta, karena mereka punya satu hobi yang sama, yaitu membaca dan menulis puisi. Baru kali ini mereka bertemu dengan orang yang sama-sama sangat menghargai dan menghayati sebuah karya pujangga. Rangga dan Cinta terus jadi orang yang berbeda di tiap pertemuan.


Di lain sisi, Cinta punya 4 sahabat yang selalu bersama sejak mereka bersekolah. Dan salah satu sahabatnya, Alya (Jasmine Nadya), merupakan korban dari pertengkaran rumah tangga. Ia selalu minta bantuan Cinta saat kondisinya sudah di ambang batas. Persahabatan mereka sangat erat, hingga Cinta mulai berbohong tentang rasa sukanya terhadap Rangga. Karna ini, masalah baru mulai muncul dalam hidupnya Cinta, ia pun harus memilih antara fokus ke sahabatnya, atau mengikuti isi hatinya.


Banyak momen sama yang buat penonton lamanya jadi nostalgia. Periode tahunnya juga masih mengikuti film pertamanya, yaitu tahun 2000an, jadi masih belum ada smartphone, grab, dan tiktok. Namun tak disangka, film ini juga sangat menghargai momen paling spesial dari film lamanya, yaitu saat Cinta membaca puisi yang dimenangkan Rangga melalui dating kedua mereka di malam yang panjang itu. Yang harusnya di cafe ditonton banyak orang, kali ini hanya mereka berdua dengan suara denting piano yang Rangga mainkan saat Cinta membaca puisinya.

Mungkin film ini sangat cocok untuk anak-anak muda yang belum pernah menonton AADC. Karena saya tetap menyukai film pertamanya itu. Chemistry antara Dian Sastro dengan Nicholas Saputra masih belum bisa terkalahkan. Pembacaan puisinya juga masih dimenangkan oleh Dian Sastro menurut saya. Namun tak apa, dengan hadirnya film ini, bisa menjadi pengingat kita kalau film romantis Indonesia aslinya sangat berkelas banget loh sejak dulu.

No comments

Ohh Getoo... Powered by Blogger.