Tentang Film The Crown

Peter Morgan merupakan penulis sukses yang berhasil mengangkat sejarah tentang sang penguasa Monarki di Britania Raya (United Kingdom). Dengan bumbu dramatisasi, Beliau berhasil membuat tontonan yang sangat menarik, berawal dari film The Queen hingga serial The Crown yang sudah sampai di Season ke-4.


Season ini bisa dibilang season yang paling ditunggu-tunggu. Kita sudah melihat perjuangan Ratu Elizabeth II saat menjalankan pemerintahannya di usia muda bersama para perdana menterinya, ditambah drama tak berkesudahan dari kehidupan sanak keluarganya. Kali ini kita langsung bertemu dengan sosok yang paling mencuri perhatian masyarakat di seluruh dunia, bahkan masih terus dibicarakan setelah ia meninggal 23 tahun lalu. Diana, Princess of Wales, atau Lady D (Emma Corrin), berhasil meluapkan semua tokoh dari serial ini. Kehadirannya saat dipinang oleh Charles, Prince of Wales (Josh O'Connor) membuat namanya terus melejit, menjadi ikon tersendiri, dan membuat masyarakat menjadi sangat simpati terhadap pengalaman pahitnya dalam keluarga kerajaan yang tak ia sangka sangatlah brutal.

Selain itu, kita juga bertemu dengan tokoh Perdana Menteri wanita pertama Inggris, Margaret Thatcher (Gillian Anderson). Sosok yang sudah memerintah Inggris selama 11 tahun ini merupakan sosok yang kontroversial, dilihat dari peraturannya mengenai pajak dan hal-hal yang menyebabkan banyak pengangguran di era-nya tersebut. Kehadirannya membuat masyarakat disana menyebutnya antara wanita iblis atau wanita besi. Tapi memang, masa lalu dan prinsipnya yang keras membuat rasa cinta tersendiri terhadap tokohnya ini.

Jika Putri Diana sangat mudah dicintai oleh masyarakat karena kecantikan dan rasa kasih sayangnya, sedangkan Margaret Thatcher siap untuk dibenci massa. Sesuai dengan kata-katanya, ia sangat nyaman jika mempunyai musuh. Hal ini sangat menarik karena ia berhasil menang sebanyak 3 periode, yang artinya mayoritas masyarakat sangat puas terhadap kinerjanya tersebut, meski ia harus mengalami "pembunuhan yang brutal" di momen terakhirnya. Putri Diana sayangnya juga mengalami momen yang "brutal" dari keluarga kerajaan. Terkhusus dari suaminya sendiri yang masih belum bisa melupakan cinta pertamanya, Camilla Parker Bowles (Emerald Fennell). Menyebabkan hancurnya mental Putri Diana bahkan di momen awal sebelum pernikahannya berlangsung. Apalagi sewaktu sang pangeran sadar kalau masyarakat lebih mencintai istrinya ketimbang dirinya sendiri, membuat kebenciannya terhadap Putri Diana menjadi satu paket yang utuh. Sang pangeran akhirnya menjadi sangat dibenci disini, padahal kita sudah dibuat bersimpati dengannya di season 2 dan 3. Tapi tetap, kebahagiaan Putri Diana adalah yang paling diutamakan oleh masyarakat.




Tokoh-tokoh lain memang terasa tenggelam karena kehadiran kedua tokoh ini, terutama oleh karena sosok Putri Diana. Sang Ratu (Olivia Colman) pun seakan hanya menjadi pemain pendukung. Putri Margaret (Helena Bonham Carter) sendiri hanya mendapatkan kesempatan tampil utuh di 1 episode saja, yang sebenarnya lebih membahas salah satu aib keluarga yang sudah lama ditutup rapat. Meski sebenarnya ada satu tokoh kontroversi lainnya yang tak sabar dilihat oleh penonton disini, yakni Pangeran Andrew (Tom Byrne), walau ia hanya tampil sebentar, tapi dialog yang disampaikan sangat memuaskan para penonton, berupa sindiran terhadap kasusnya bersama Jeffrey Epstein tahun lalu.

Emma Corrin sendiri jelas berhasil memerankan tokoh Putri Diana dengan sangat sempurna. Sama halnya dengan Gillian Anderson sebagai Margaret Thatcher. Mereka berdua berhak mendapatkan piala Emmy berkat akting mereka tersebut. Sayangnya mereka hanya akan tampil di season ini saja, sedangkan season berikutnya, Emma akan langsung digantikan oleh Elizabeth Debicki, memperlihatkan sosok Putri Diana yang sudah dewasa. Diikuti oleh tokoh-tokoh lain, Olivia Colman, Helena Bonham Carter, satu keluarga kerajaan akan digantikan oleh pemain yang lebih tua, yang katanya akan menutup serial The Crown pada dua season terakhirnya.



Dan sesuai dengan spesialisasi cerita dari Peter Morgan, kita akan selalu dihadapkan oleh dilema. Untuk pengikut setia serial The Crown, kita sudah tahu betapa kerasnya kehidupan keluarga kerajaan untuk menjalankan sistem Monarki. Mereka tak akan pernah berpisah dari permainan politik meski itu adalah sebuah pernikahan. Serial ini seolah ingin berkata pada kita kalau tak ada satu anggota keluarga yang ditakdirkan hidup bahagia, apalagi jika mereka ingin mengeluarkan ego masing-masing. Jelasnya adalah mereka harus tunduk pada sang mahkota, sistem yang sudah dituliskan sejak dahulu kala dan berhasil membuat Inggris menjadi sebuah negeri perserikatan yang sangat kuat hingga sekarang. Masalah cinta, passion, dan kebutuhan-kebutuhan lain dalam diri manusia harus dikesampingkan bahkan kalau bisa dilupakan saja. Memang terdengar tak humanis, tapi itu lah pengorbanan yang harus dirasakan keluarga kerajaan. Pada season ini pun salah satu pesan yang sepertinya ingin disampaikan oleh Peter Morgan untuk keluarga kerajaan adalah meski mereka mengalami penderitaan karena ego dan sistem monarki, tapi tetap, mereka semua mendapatkan privilege yang selalu diidamkan semua orang. Kekayaan, makanan enak, berburu, pesta, pakaian bagus, pendidikan, tempat tinggal, hingga minum teh, adalah bayaran setimpal untuk semua penderitaan yang mereka rasakan. Hal yang tak akan dialami oleh orang-orang miskin yang juga sebenarnya harus mengesampingkan ego mereka.

Jadi memang, seberapa besar rasa simpati kita terhadap keluarga kerajaan, permasalahan internal yang mereka alami hanyalah perkara hiburan masyarakat saja, yang selalu menjadi makanan media untuk mendapatkan banyak mata penonton.

Meski saya juga percaya, serial The Crown merupakan salah satu cara terselubung Kerajaan untuk mendapatkan hati masyarakat secara global. Khususnya untuk mendapatkan rasa cinta terhadap sang ratu. Di era sekarang memang dibutuhkan tontonan yang berisi kejujuran, bukan hanya pencitraan tentang kehebatan seorang tokoh, tapi sisi manusia yang nyata apa adanya, meski itu adalah aib mereka sendiri. Namun aib ini lah yang membuat penonton menjadi lebih cinta terhadap sang ratu, yang hebatnya masih hidup dan memerintah hingga sekarang.



God save The Queen!




No comments

Ohh Getoo... Powered by Blogger.