5 Serial TV Terbaik yang Tamat Pada Tahun 2019

Seharusnya saya tulis ini di akhir tahun 2019 atau awal tahun 2020, tapi baru terealisasi sekarang. Otak saya tak berhenti memikirkan ke-5 serial TV ini, karena sudah tamat bersamaan di tahun kemarin. Rasanya akan sangat berdosa jika saya tidak mengulas mereka, hal ini menandakan betapa cintanya saya terhadap cerita yang sudah mereka berikan kepada hidup saya.

Langsung saja. Berikut merupakan serial TV terbaik yang tamat di tahun 2019:

1. Game of Thrones


Meskipun banyak yang kecewa terhadap season terakhir dari Game of  Thrones, tapi kisah yang diberikan sebanyak 8 season dan 73 episode ini sangat sulit untuk dilupakan. Serial yang diadaptasi oleh David Benioff dan D.B. Weiss (D & D) dari novel A Song of Ice and Fire karya George R. R. Martin ini tayang secara premiere pada tahun 2011 di HBO. 

Saya sendiri mulai menontonnya pada tahun 2015, karena sebelum itu saya tak menyukai serial TV. Tapi waktu saya menonton episode pertama dan melihat Lena Headey sebagai Cersei Lannister, saya pun jatuh cinta (saya fans berat House of Lannister hehe..). Saya juga awalnya mikir kalau ini hanya akan berkisah tentang kehidupan politik zaman raja-raja yang sedang memperebutkan Takhta utama bernama Iron Throne menguasai 7 kerajaan di Benua Westeros. Tapi waktu season pertama berakhir, saya tak menyangka kalau akan dibumbui dengan munculnya makhluk-makhluk mitos seperti naga plus mayat hidup yang disebut dengan white walkers. Ketika 3 ekor naga menetas dan berada di tubuh Daenerys Targaryen (Emilia Clarke), hati saja sekejap langsung berteriak kencang. Sungguh pengenalan yang sangat kuat di season pertama.




Bukan hanya itu, salah satu hal yang dicintai oleh penonton serial ini adalah kematian para karakter utamanya yang sama sekali tak disangka-sangka. Seperti tokoh Ned Stark (Sean Bean) yang dikira akan terus muncul hingga season akhir untuk duduk di kursi Iron Throne. Tapi narasi yang diciptakan tak klise. Ia pun mati secara mengenaskan, dipenggal di depan putri tercintanya, Arya Stark (Maisie Williams). Sejak itu, tak ada yang bisa memprediksikan lagi akhir kisahnya akan seperti apa. Karena tokoh yang kita cinta, bisa dibunuh kapan saja oleh sang penulis novel.

Kemudian kita kan melihat perkembangan tiap karakternya, dari yang lemah menjadi kejam, nothing menjadi something, dan sebaliknya. Contohnya adalah pada karakter Jon Snow (Kit Harington), sejak awal ia disebut sebagai anak haram, hasil zinah ayahnya dengan perempuan lain. Saya juga tak terlalu peduli dengan dia sejak awal, tapi saat sampai di season terakhir, Jon Snow merupakan kunci penting dari perjalanan serial TV ini.


Karna tingkat kekerasan dan nudity yang maksimal, serial ini benar-benar tak boleh dilihat oleh anak kecil. Serial ini seolah-olah ingin menunjukkan hal nyata dari kehidupan asli umat manusia yang begitu kejam. Dimulai dari masalah nafsu seperti hubungan inses antara saudara sedarah dan LGBT; kemudian kekerasan yang tak hanya terjadi pada orang dewasa, anak kecil hingga bayi pun bisa mendapatkannya; Dan ujungnya adalah kemunafikan umat beragama. Masalah agama adalah hal yang menarik pada serial ini. Ada banyak kepercayaan dengan jenis tuhan yang beraneka ragam bentuknya. Sama seperti kehidupan kita, agama mereka memiliki masing-masing kitab suci, tapi selalu disalah gunakan untuk kepentingan pribadi. Para pengikut atau jemaat pun hanya bisa nunduk tak banyak tanya terhadap pemimpin mereka.



Tak ada yang benar-benar menjadi protagonis dan antagonis disini. Semua adalah manusia yang memiliki dasar cerita yang berbeda-beda untuk menjadi seseorang di kemudian hari nanti. Semuanya memperebutkan hal yang sama, yaitu "power" atau kekuasaan. Karna ini lah, manusia menjadi tak akur satu sama lain.

Game of Thrones berhasil menjadi nominator sebanyak 5 kali di Golden Globes, dan mendapatkan 1 piala untuk Peter Dinklage dalam karakter Tyrion Lannister. Serial ini juga berhasil memenangkan piala Emmy sebagai serial terbaik sebanyak 4 kali.

2. Mr. Robot


Kisah hacker bisa dikatakan sangat cocok untuk menggambarkan masalah utama yang sedang terjadi di masa sekarang, dimana kita sudah dikuasai oleh internet dan social media. Mereka yang pintar terhadap coding merupakan para pemain penting untuk kelangsungan hidup semua industri.

Yup, perang digital sedang berlangsung saat ini. Dan Sam Esmail sangat mengerti akan hal itu. Ia pun akhirnya menciptakan serial Mr. Robot sebanyak 5 season dan 45 episode. Kisahnya sendiri tayang perdana pada tahun 2015 di USA Network.

Sam menggambarkan serial ini dengan sangat unik. Dimulai dari penamaan episodenya seperti "eps1.0_hellofriend.mov", "eps2.9_pyth0n-pt1.p7z", benar-benar seperti lagi ngoding; Kemudian sinematografinya yang lebih suka mengambil sedikit kepala tokohnya, lalu memberikan background yang luas. Aneh tapi menarik. Terakhir, penokohannya yang paling saya suka. Elliot Anderson (Rami Malek) dan Whiterose (BD Wong), mereka berdua adalah karakter yang sangat sulit dilupakan!

Saya sungguh ingin menceritakan siapa kedua tokoh ini. Pemain utamanya adalah Elliot Anderson, seorang hacker yang bisa dikatakan sangat lah sempurna, tapi juga memiliki kekurangan yang parah. Sama seperti para coder rata-rata di luaran sana, Elliot sangat introvert, anti sosial, dengan pemikiran yang sangat dalam. Ia selalu bersembunyi dibalik jaket dan penutup kepala hitamnya, tapi begitu ganas saat di depan komputer. Yang paling menarik adalah ia ternyata punya masalah psikis yang sangat rumit. Ia punya dua kepribadian yang sanggup menguasai tubuhnya di waktu yang berbeda-beda. Selain Elliot, tubuhnya juga dikuasai oleh Mr. Robot (Christian Slater), kebalikan dari Elliot itu sendiri, tapi tetap memiliki kecerdasan yang sama. Sejak Mr. Robot mengambil alih, dimulai lah revolusi digital yang makin memperlihatkan betapa kejamnya serial ini.


Kekejaman itu sendiri diambil alih oleh tokoh Whiterose, pemimpin dari cyber-terrorist bernama Dark Army dari China. Ia sangat jahat dan juga mempesona secara bersamaan. Dialog yang ia berikan begitu dalam, salah satu quote yang paling sulit dilupakan adalah "You hack people. I hack time." Quote ini diberikan olehnya saat karakternya dimunculkan pertama kali dan sedang berkenalan dengan Elliot. Ia sangat menghargai waktu, terlihat dari bunyi ping dari jam tangannya tiap "1 menit". Selain itu, ia ternyata adalah seorang wanita trans gender. Whiterose merupakan kepribadiannya yang lain yang selalu ia tutupi pada dunia. Saat tampil, ia adalah seorang pria bernama Zhi Zhang, dan menjabat sebagai Menteri Keamanan Negara. Namun tidak seperti Elliot, ia secara sadar bisa mengganti dua kepribadiannya itu dengan mudah.


Sebenarnya Elliot juga merupakan cyber-terrorist, tapi dengan tujuan yang baik. Ia selalu percaya kalau dunia sedang dikuasai oleh organisasi jahat, yang hanya ingin menguntungkan diri mereka masing-masing dan menindas yang miskin. Target pertama Elliot dan timnya adalah menghancurkan E Corp atau Evil Corporation (yup, namanya memang Evil) yang dipimpin oleh Philip Price (Michael Cristofer). Hal pertama yang ingin Elliot lakukan adalah menghapus semua masalah hutang di negaranya tersebut.

Awal season ini dimulai dengan betapa menariknya Elliot dan tim yang sedang melakukan hacking. Tapi karena lawan mereka adalah orang yang begitu jahat, kemudian muncul lah banyak adegan sadis yang malah membunuh teman-teman Elliot dan orang yang ia cintai. Perseteruan antara Elliot dengan Mr. Robot juga yang membuat kisahnya menjadi begitu rumit. Ending dari season ini pun diisi dengan twist yang sangat tak diduga oleh kita semua.




Serial ini sudah mememangkan piala Golden Globes dalam kategori Best Television Series Drama pada tahun 2016. Rami Malek dan Christian Slater juga beberapa kali berhasil masuk sebagai nominasi untuk aktor utama dan aktor pembantu terbaik di Golden Globes.

3. Orange is The New Black

Orange is The New Black merupakan salah satu serial terbaik di layanan streaming populer, Netflix. Jika ingin melihat masalah kemanusiaan yang sedang terjadi di Amerika, serial ini dapat dengan mudah memberikannya. Diadaptasi dari pengalaman nyata mantan narapidana Piper Kerman di penjara khusus perempuan, dikemas secara menarik dan lucu oleh Jenji Kohan menjadi sebuah serial TV streaming sebanyak 7 season dan 91 episode.

Awalnya serial ini berfokus pada karakter Piper Chapman (Taylor Schilling), saat ia pertama kali masuk penjara. Yang lucunya ia kira akan berjalan baik-baik saja, tapi pada waktu ia salah ngomong terhadap juru masak di penjara tersebut, masalah utama dimulai, ia dikejutkan dengan sarapannya yang berisi roti dan tampon yang sudah dipakai. Sangat menjijikkan! Tapi tunggu dulu, tak hanya itu saja, ia juga dikejutkan dengan kehadiran mantan pacar lesbiannya, Alex Vause (Laura Prepon) yang sangat ingin ia hindari karena telah membuatnya di penjara. Sejak itu, masalah lain terus terjadi secara bertubi-tubi. Ternyata kehidupan para perempuan tak selembut pandangan banyak orang.


Piper sendiri adalah seorang biseksual, saat ia di penjara, calon suaminya sedang menunggunya lepas. Dan balik lagi, karena ini adalah penjara perempuan, jadi akan banyak momen percintaan antara sesama perempuan di dalamnya. 

Namun masalah utamanya bukan hanya itu, karena secara perlahan kita akan melihat masalah yang lebih besar daripada kisah perjuangan Piper di dalam penjara. Kita akan mulai mengenal tokoh-tokoh yang lain. Tiap episode pun kita akan melihat flashback kehidupan masing-masing inmate (narapidana) sebelum mereka di penjara. Masalah rasisme, mental, seksual dan kemiskinan merupakan patokan utama yang menciptakan para perempuan itu menjadi kriminal.

Selain itu, masalah politik penjara tersebut juga turut ikut campur dalam kehidupan para inmate. Dimulai dari pimpinan penjara yang semena-mena membuat peraturan bahkan para penjaga pria yang suka melecehkan para inmate.


Meskipun dikemas secara lucu, tapi nyatanya banyak momen yang pada akhirnya akan membuat kita menjadi marah dan sedih. Serial ini menjadi sangat disukai, karena semua konfliknya dekat dengan kita. Dapat kita lihat dari tokoh Taystee (Danielle Brooks), karena masalah rasisme dan kemiskinan, ia pun memperlihatkan pemberontakan. Padahal ia termasuk perempuan yang pintar, bahkan sempat menjadi asisten pemimpin penjara. Di season 5, puncak dari amarah Taystee terhadap sistem dunia yang kotor meledak habis-habisan, pidatonya saat muncul di televisi adalah yang terbaik dan sangat menyentuh.

Tokoh Daya (Dascha Polanco) juga sangat menarik disini. Selama 7 tahun kita akan melihat karakternya yang bergerak dari polos dan suka menggambar anime, namun karna kejahatan yang terus-menerus ia dapatkan, plus konsumsi narkoba, akhirnya ia menjadi orang yang selalu ia benci, dengan tujuan untuk bertahan hidup di dalam penjara. Piper juga demikian, ia mengawali dirinya bermain menjadi anak yang baik, tapi ia dibuat seolah sedang berperang di dalam penjara. Yup, hukum rimba berlaku disini, yang lemah akan mati terlebih dahulu.


Narasi yang ditampilkan tiap tokohnya bisa dikatakan sangat sempurna. Kenapa begitu, karena semuanya terasa tak berantakan, mengalir smooth, bahkan bikin ketagihan. Kita dibuat tak sabar untuk melihat akan menjadi apa tiap tokohnya nanti. Hingga akhirnya pada season ke-7, adegan finalnya benar-benar berhasil buat saya nangis. Karena selain ketidak adilan yang mereka dapatkan dalam hidup, ujung-ujungnya mereka malah mendapatkan kesialan yang lain, seperti mendapatkan penyakit, penambahan hukuman, dideportasi dari Amerika, dan lain sebagainya, beberapa kali disebabkan oleh para penguasa yang sangat egois dalam mengambil keputusan. Namun kejadian-kejadian itu memang nyata terjadi di kehidupan kita.

Hanya sedikit yang mendapatkan happy ending. Dan perlu saya akui, karakter Bianca Flores (Laura Gomez) adalah yang paling buat saya tersentuh. Dengan usaha dan kekuatannya, gak disangka selama 7 season, ia yang selalu ditampilkan jorok, pemakai narkoba, aneh, dan gila, malah berakhir dengan senyuman di momen finalnya.


Yup, serial ini adalah sebuah alat untuk menunjukkan kritik terhadap pemerintah dan masyarakat. Melalui tokoh-tokoh yang selalu dipandang jelek, malah akan membuat mata kita terbuka lebar terhadap banyak hal. Wajib ditonton!

Serial ini mendapatkan 2 kali nominasi sebagai serial tv terbaik untuk komedi di Golden Globes. Taylor Schilling dan Uzo Aduba juga menjadi nominator masing-masing dua kali di Golden Globes. Dan satu kali Uzo Aduba menang di Emmy Awards sebagai aktris pendukung terbaik untuk perannya menjadi Suzanne 'Crazy Eyes', seorang inmate dengan penyakit mentalnya yang sering buat orang risih, Uzo tampilkan secara cemerlang disini.

4. The Affair

Dari judulnya, kita sudah tahu serial ini akan bercerita tentang apa. Sejak perkenalan di season pertama, momen perselingkuhan ditampilkan secara... ah saya bisa sebut "sangat menegangkan!". Karena dua orang yang sudah berumah tangga ini sebenarnya adalah orang baik-baik, tak pernah berselingkuh sebelumnya. Jadi ketika hasrat mereka tiba-tiba mendorong dengan kejam di usia mereka yang sudah tua, dan di saat yang bersamaan mereka juga dikelilingi rasa bersalah, itu lah yang akhirnya membuat season pertama menjadi sangat menggairahkan.

Bisa dikatakan selingkuh merupakan keinginan tersembunyi yang selalu dimiliki oleh semua orang, namun apakah mereka berani untuk melakukan itu di balik kompas moral mereka, ternyata malah membuat perselingkuhan itu makin menjadi panas. Apalagi sang sutradara sangat lihai dalam mengambil angle lekuk tubuh sang laki-laki dan perempuan, seakan kita sedang membaca novel Fifty Shades of Grey.

Selain itu, hal yang buat serial ini menjadi lebih menarik adalah masalah "sudut pandang" dari masing-masing tokoh. di Episode pertama, kita akan berkenalan terlebih dahulu dengan Noah Solloway (Dominic West), seorang pengajar, ayah dari 4 anak, yang sedang berlibur ke rumah mertuanya di kota kecil pinggir laut, Montauk. Figur kebapaan sangat melekat pada dirinya ketika sedang mengurus anak-anaknya yang bandel itu. Tapi semua berubah ketika ia bertemu dengan Alison Bailey (Ruth Wilson) saat sedang melayani ia dan keluarganya di restoran. Di pandangan Noah, Alison selalu terlihat seksi dan menggoda. Ia pun bertemu kembali dengan Alison saat malam hari di sebuah pantai, dan terlihat kalau Alison sedang menggoda Noah dari sudut pandangnya itu.


Tapi ternyata saat part ke-2 (masih di episode pertama), kita malah diajak berkenalan dengan diri Alison yang asli. Sudut pandang Noah langsung rusak ketika Alison ternyata adalah seorang Istri yang menderita depresi jangka panjang akibat ditinggal mati anak semata wayangnya. Tapi ia terus beraktivitas meskipun terus merasa trauma dan sedih setiap hari. Pakaiannya juga digambarkan biasa, dan malah dari sudut pandangnya, ternyata Noah yang sedang menggodanya di pertemuan mereka pada malam hari itu.

Perbedaan sudut pandang yang ditampilkan di serial ini lah yang membuat The Affair tak melulu berisi tentang perselingkuhan. Karena saat kita sudah menyentuh season ke-2, sudut pandang mereka akan membuat serial ini menjadi begitu kompleks jalan ceritanya. Apalagi saat mereka harus berhadapan dengan hukum karna sebuah kasus pembunuhan.

Di season pertama memang berhasil menggambarkan perselingkuhan itu adalah sebuah momen yang sangatlah 'panas' dan 'menantang', tapi nyatanya sang pembuat serial ini malah memborbardir tokoh utamanya dengan memberitahukan efek negatif dari perselingkuhan itu sendiri. Pada saat itu lah, istri dari Noah, Hellen (Maura Tierney) mulai dikasih unjuk sudut pandangnya, yang berhasil membuat simpati para penontonnya ketika ia harus menjadi single mother, mengurus empat anaknya seorang diri. Cole Lockhart (Joshua Jackson), suami dari Alison sendiri mendapatkan dampak yang buruk (sejujurnya saya tak terlalu peduli dengan tokoh ini).


Alurnya dibuat makin lama makin buruk khususnya untuk kehidupan Noah, bahkan ketika Ia akhirnya sukses karna novel keduanya melejit di pasar, disaat yang bersamaan, ia tetap mendapatkan momen yang pada akhirnya membuat ia trauma. Hubungannya dengan anak-anak kandungnya pun menjadi sangat berantakan.

Serial ini sebenarnya sedang bercerita hal lain di balik perselingkuhan itu sendiri. Sang penulis lebih ingin menekankan ke sebuah proses penyebab seseorang melakukan sesuatu yang akan ia sesali di kemudian hari nanti. Karena itu lah alur cerita serial ini menjadi sangat kuat.

Hingga akhirnya kita bertemu di season final, yang tak lagi menampilkan adegan hot, tapi lebih ke masalah penebusan. Hati kecil kita akan dibuat sedih ketika kita melihat Noah yang sudah tua renta bertemu dengan anak Alison yang sudah dewasa. Ah, itu adalah momen yang paling tak bisa dilupakan.


Pembukaannya yang sangat menantang di tahun 2015, jelas membuat The Affair berhasil masuk menjadi nominator Golden Globes sebagai Serial TV Drama terbaik.  Pemain utamanya, Ruth Wilson sendiri menang di kala itu, dan Dominic West juga berhasil menjadi nominator. Di tahun berikutnya, sesuai dengan yang saya bilang di atas, Maura Tierney berhasil mendapatkan simpati dari para penonton, ia sendiri menang sebagai aktris pendukung terbaik di Golden Globes.

Serial ini sendiri dibuat oleh Hagai Levi dan Sarah Treem sebanyak 5 season, 53 episode, dan tampil di Showtime. Namun sudah ada sekarang di Netflix, untunglah.


5. Silicon Valley

Nah, kalau serial ini sudah pasti sangat ampuh dalam mengocok perut kita. Sebanyak 6 season dan 53 episode, kita akan dibuat ngakak oleh tingkah laku dari para pemain yang selalu tampil nerd, banyak tertimpa musibah, tapi secara bersamaan perjuangan mereka juga terbayarkan hingga menjadi salah satu milyarder di Silicon Valley.

Serial ini juga related dengan kehidupan di masa sekarang yang penuh dengan aktivitas online. Banyak perusahaan teknologi raksasa seperti Google, facebook, Twitter, Netflix, Oracle, dan lain sebagainya berpusat di Silicon Valley. Lokasi ini adalah surga bagi para coder berprestasi. Namun dibalik semua perusahaan besar tersebut, ada juga para pengusaha muda yang sedang membangun kerajaan mereka pelan-pelan dari bawah.

Dan disini, kita akan bertemu dengan Richard Hendricks (Thomas Middleditch), seorang coder yang berhasil menciptakan aplikasi kompresor terbaik bernama Pied Piper, hingga dirinya memenangkan sebuah penghargaan, yang pada akhirnya membuat ia banyak dicari oleh para investor. Awal usahanya sendiri, ia dibantu oleh teman-teman satu rumah yang menjadi tempat inkubator juga milik Erlich Bachman (T. J. Miller). Dibantu oleh Bertram Gillfoyle (Martin Starr), Dinesh Chugtai (Kumail Nanjiani), Monica Hall (Amanda Crew) dan Jared (Zack Woods), mereka sama-sama membangun bisnis Pied Piper ini dibalut dengan tingkah konyol mereka.


Namun Start-Up yang mereka buat ini tentu saja punya banyak tantangan. Kita yang sedang membangun bisnis sebenarnya akan belajar banyak lewat serial ini. Karna tiap episode yang ditampilkan adalah semua hal yang harus dimiliki oleh para pengusaha. Tak cukup hanya produk yang bagus, tapi human resource, manajemen waktu, marketing, proposal, negosiasi, dan semuanya harus kita kuasai. Melalui Richard Hendricks, yang mendadak menjadi CEO, kita akan belajar semua itu bersama-sama.



Selain masalah internal, Richard juga akan berhadapan dengan kompetitornya, salah satunya adalah Gavin Belson (Matt Ross), mantan bos Richard di Hooli yang berakhir menjadi rivalnya yang paling ia benci. Gavin merupakan CEO yang digambarkan sangat sadis disini. Ia merupakan contoh dari pesaing yang rela melakukan apa saja agar saingannya kalah, dan ia tak malu saat disebut tak beretika secara bisnis. Yang penting adalah profit dan jabatannya. Nah, disini Richard yang sebenarnya memiliki kompas moral, berusaha sebaik mungkin agar etikanya tidak jatuh saat melawan Gavin.


Yup, serial ini secara jelas ingin menyindir para CEO di semua perusahaan besar agar tetap beretika dalam menjalankan bisnis mereka. Isu besar seperti masalah Big Data yang akhirnya digunakan saat pilpres di Amerika 4 tahun lalu pun diaplikasikan ke serial ini. Bahkan kita akan mendapatkan akhir kisah yang berpusat pada etika dan moral itu sendiri sewaktu Richard sedang berada di ambang kesuksesan tertingginya. Ada pilihan besar yang harus ia pilih, dan semua pilihannya tak ada yang bagus.

Serial yang diciptakan oleh Mike Judge, John Altschuler dan Dave Krinsky ini tayang di HBO perdana pada tahun 2014. Silicon Valley berhasil menjadi nominator di Golden Globes sebanyak 2 kali sebagai Serial TV Terbaik untuk kategori komedi.

No comments

Ohh Getoo... Powered by Blogger.