Ingin Sukses Tapi Tubuh Tak Ingin Sukses

Malam ini tepat pukul 3.43 menjelang matahari terbit 2 jam lagi. Dan sedang hujan besar sejak tengah malam. Ah gua suka sekali momen seperti ini. Enaknya kalau gak sambil rebahan dan selancar internet, ya nulis.

Momen bodoh ini terjadi lagi. Nulis blog menjelang pagi, yang berarti gua ga bisa tidur, lalu gua menceritakan keadaan di waktu ini terlebih dahulu baru kemudian menulis "sang masalah". Seperti jaman SMP ketika gua pertama kalinya nulis di warnet. Semuanya gua tulis ketika menjelang tengah malam dengan kata-kata yang berantakan (mungkin sekarang masih berantakan ya hehe). Intinya gua benar-benar kacau sekarang. Jam tidur gua masih terbolak-balik, dan definisi hidup gua masih belum tepat. Akan jadi apa gua di usia 28 nanti?

Momen bodoh ini mengingatkan gua tentang satu-satunya reflek yang akhirnya gua sadari sudah menjadi kebiasaan gua semasa hidup. Ketika hal baik muncul, lalu keadaan menjadi rumit, akhirnya tubuh gua menolak untuk mendapatkan hal baik tersebut. Bingung ya? Langsung saja kita ke contoh pertama:

SMA, gua awali dengan belajar dan mengerjakan tugas dengan baik tanpa nyontek. Kemudian gua dapat ranking 7 loh! Hahaha... (semasa sekolah, gua memang gak pernah dapat ranking). Momen indah yang kecil, tapi sangat gua sanjung, seakan gua sudah melihat potensi gua, dan kemampuan gua untuk berjuang dan berkembang. Gua benar-benar ingin mempertahankan reputasi tersebut kala itu. Sampai akhirnya gua mendapatkan banyak distraction saat kelas 2. Masalah cinta tolol yang buat gua gak belajar dengan benar lagi saat itu. Gua sadar betul, kalau gua gak fokus pada satu bab pelajaran atau melewatinya dengan bilang pada diri sendiri "akan gua pelajari sendiri saat pulang", maka gua benar-benar akan melewatkannya. Hingga akhirnya bab-bab pelajaran berikutnya akan buat gua bingung lalu terlupakan. Karena terlalu lelap pada masalah "hati", gua gak peduli kala itu sampai akhirnya lulus dengan nyontek. Hal yang tak membanggakan. Di otak gua hanya ingin bertahan hidup dan keluar dari sekolah itu dengan tenang.

Kemudian saat sudah kerja (kalau kuliah gua akuin sudah gua lewati dengan baik tanpa nyontek). Gua sadar betul kalau praktek kerja adalah yang tersulit untuk gua jalani. Karena tubuh gua ini sangat menolak ketika keadaan rumit datang. Tepatnya ketika "penjajahan" datang, gua berasa ingin pergi. Hal ini berhasil meledak saat gua punya usaha sambil kerja kantoran tahun lalu. Hal baik benar-benar datang pada gua, dan menurut alam bawah sadar gua, gua sungguh bisa mengatasi hal tersebut. Tapi tidak dengan tubuh gua. Awalnya gua pikir kalau gua itu malas, tapi tidak sekarang. Berasa ada masalah di dalam diri gua sehingga gua benar-benar gak mau nerima hal baik itu. Suatu hal yang sungguh bisa meningkatkan karir gua menjulang lebih tinggi.

Sama dengan minggu ini. Gua sudah mendapatkan hal yang sungguhhhh baik di usaha gua sekarang, di bidang jasa ini. Tapi keadaan mulai rumit, dan kebiasaan buruk gua tersebut kembali muncul. Padahal alam bawah sadar gua bilang kalau gua itu bisa melalui semua peritilan-peritilan ini. Tapi tubuh gua mau menghancurkan momen terbaik dalam hidup gua ini, lagi.

Gua sudah ke psikolog dan mengikuti beberapa hal yang psikolog gua minta. Tapi sekarang tubuh gua mulai menolak kesuksesan ini lagi. Keputusan buruk selalu gua ambil. Parahnya disaat gua sedang dikelilingi mereka yang memberikan gua value. Sungguh menyedihkan.

Gua sedang memulai masalah yang gua tau akan berujung apa kalau gua tak segera perbaiki. Secara tak langsung, Tuhan benar-benar menjawab doa gua sekarang. Tahun ini doa gua dijawab dengan sangat lantang, khususnya masalah income. Tuhan menaikkannya dengan sangat bagus. Lalu, bagaimana caranya agar gua memperbaiki ini? Memperbaiki tubuh gua yang ingin hancur, lagi.

Pikiran kuat tak melulu sanggup memperbaiki keinginan tubuh yang mau hancur ini. Gua rasa gua harus ke psikolog lagi untuk membicarakan hal ini lebih detail. Gua ingin umur 28 nanti bisa lebih besar lagi karir gua di dunia digital ini!

No comments

Ohh Getoo... Powered by Blogger.