Tentang Serial Squid Game Season 3 (2025)


Squid Game Season 3 berakhir dalam situasi yang tak diharapkan banyak orang. [SPOILER ALERT!] Setelah pemberontakan yang terjadi di season 2, tentu saja kita berharap semangat tersebut akan makin kuat di akhir seasonnya ini, tapi nyatanya tidak. Kita harus menerima realita kalau ini adalah sebuah cerita tragis yang murni hampir nyata terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita.

Maaf, sebelumnya saya tak akan bahas mengenai kisah sang detektif dan para polisi disini, karena sejak season 2 memang sangat membosankan, dan benar saja, sama sekali gak guna sampai endingnya. Meski bisa dibilang itu lah realita kehidupan, tapi mendengar banyak dialog dan harus lebih mengenal siapa mereka, sudah terasa membosankan.

Lebih baik kita mendengar tentang para pemain yang ikutan kontes bunuh diri versi mainan anak-anak ini. Banyak di antara mereka yang berhasil mengambil empati kita, dan membuat hati kecil kita meronta-ronta agar mereka bisa selamat dan memenangkan kontes ini. Ada seorang transgender, Cho-Hyun ju (Park Sung-hoon), lalu seorang ibu tua, Geum Ja (Kang Ae-sim), yang sebenarnya termasuk karakter kuat, tapi harus mati lebih cepat karena kebaikan hati mereka. Sungguh miris saat Hyun Ju sudah menemukan pintu keluar salah satu babak permainan, tapi ia tak mau meninggalkan 2 orang yang ia mau jaga, dan tragisnya, ia ditusuk dari belakang. Lalu seorang Ibu yang harus membunuh anak kandungnya sendiri karena ingin menjaga perempuan yang baru saja melahirkan, tragisnya ia tak kuat mental, dan bunuh diri. Setidaknya mereka dua orang baik terakhir di season 3 selain pemeran utamanya, Gi-hun. Kalau Kim Jun-hee (Jo Yuri), meski ia mengorbankan dirinya agar anak yang baru dilahirkannya tetap selamat, rasanya masih ambigu tentang jalan cerita sang ibu hamil, yang anaknya baru lahir malah tetap jadi peserta di serial ini.



Baiklah, serial ini memang sejahat itu kok. Karena yang akhirnya bertahan juga adalah kebanyakan para penjahat kelas kakap. Semua yang rela mengorbankan orang lain, pembohong, dan parasit, yang bisa berada di game terakhir. Serial ini seolah ingin menyampaikan ini loh alegori kehidupan kita, kalau yang empunya uang memang kebanyakan seperti itu.


Harapan kita satu-satunya memang terletak pada tokoh utamanya saja, Seong Gi-hun (Lee Jung-jae). Ia kuat, tetap punya hati, bisa dibilang punya keberuntungan dan masih pintar untuk mengalahkan musuh-musuhnya. Padahal ia sempat diberikan cara curang oleh sang Front-Man, In-ho (Lee Byung-hun), dengan membunuh mereka semua saat mereka sedang tidur, tapi tak mau ia gunakan, ia tetap ingin bermain jujur dan adil. Semua orang pun akhirnya jadi takut dengannya sejak ia mampu menyelesaikan permainan sambil menjaga bayinya Jun-he. Terlihat seberapa gila dan kuatnya Gi-hun.

Padahal selama 3 episode, kita akan lihat dia depresi, karena sudah merasa tak guna sejak pemberontakannya gagal, dan malah ngebuat tim yang menolak lanjut permainan jadi makin berkurang. Ia yang awalnya ingin menyelamatkan semua pemain, harus sadar kalau ia sama sekali tak kuasa. Lebih banyak juga yang tak ikut berontak, para antagonis tetap tiarap tak mau berjuang, padahal sudah tau kalau kesempatan mereka mati itu 50:50 di game ini.

Secercah harapan Gi-hun untuk berjuang lagi memang saat ia ingin menjaga sang bayi milik Jun-hee. Bukan karena ia tau kalau para polisi yang tak berguna itu akan menemukan mereka semua. Sungguh, saya kesal sekali tapi masih harus sadar diri, kalau yang punya uang itu memang powerful, semua langkah polisi mereka tau hingga di detik game berakhir. Yap, polisi baru ketemu pulaunya setelah permainan sudah selesai, dan lokasinya sudah siap untuk diledakkan.

Lantas, siapa yang jadi pemenangnya? Disini perasaan kita akan dibuat campur aduk, karena Gi-hun mutusin untuk mengorbankan dirinya agar sang bayi bisa menang. Ia adalah bukti kalau masih ada manusia yang tak rakus akan uang. Setidaknya itu yang membuat hati dingin In-ho jadi meleleh, pandangannya terhadap manusia yang sudah tak bisa dipercaya, jadi bias setelah lihat semua keputusan yang diambil Gi-hun. Akhirnya ia hanya bisa memberikan respect, dengan cara menemui anak semata wayangnya yang tinggal di Los Angeles, dan memberikan semua sisa uang kemenangan Gi-hun dari season pertama.


Bukan sesuatu yang kita harapkan bukan? Saat kita terbawa ceritanya, dan merasa empati terhadap para tokohnya, tentu kita menginginkan akhir yang bahagia untuk mereka. Tapi alegori kehidupan yang dibawa oleh creator, Hwang Dong-hyuk, sungguh berhasil membawakan pesan pentingnya.

"Kita bukan kuda. Kita adalah manusia." - Gi-hun.

Gilanya, kengerian serial ini masih belum berakhir. Karena kita akan lanjut ke Squid Game ala Amerika, setelah akhir ceritanya kita akan lihat sang recruiter baru di Kota Los Angeles, dan ia diperani Cate Blanchett!! Setidaknya ia satu-satunya pemain berbahasa inggris yang tidak cringe, seperti para VIP yang datang dengan pesona dan bahasa yang sama sekali gak kelihatan kalau mereka VIP!! Meski rada aneh karena serialnya lanjut di Amerika, tapi saat lihat Blanchett, dan sutradaranya, yaitu David Fincher, wah ini sih bakal jadi keren banget!

No comments

Ohh Getoo... Powered by Blogger.