film
Tentang Film 28 Years Later (2025)
Tepat 23 tahun sejak ledakan virus zombie muncul di film "28 Days Later", dan kini sekuelnya hadir untuk kasih kita kejutan baru. Tak melupakan 28 Weeks Later, tapi di 28 Years Later ini, ada hasil tangan yang sama dari pasangan director dan writernya, yaitu Danny Boyle dan Alex Garland. Mungkin bisa dibilang pencetus utama kalau serangan zombie itu tak sepelan dan selemah formula film terdahulunya seperti Day of the Dead. Disini zombie yang dihadirkan lebih ganas, bisa lari, dan buat shock para penontonnya.
Setelah 28 tahun, kita pun akan bertemu dengan sosok zombie baru, ditambah gaya bertahan hidup yang lebih kuat dari para survivor. Hal ini akan kita lihat dari perjalanan hidup dari seorang remaja pria umur 12 tahun, bernama Spike (Alfie Williams), yang tinggal dalam sebuah komunitas kecil di pulau terpencil dekat dataran tinggi Skotlandia. Perjalanannya dibagi menjadi dua babak, pertama saat ia bersama ayahnya, Jamie (Aaron Taylor-Johnson), memutuskan untuk belajar cara membunuh zombie yang asli di luar pulaunya. Berbekal hanya dengan panah, ia pun bertemu langsung dengan tiga jenis zombie, ada yang besar merangkak (pemakan cacing), lalu tentu saja pelari, hingga sang alfa, zombie pemimpin yang bertubuh besar dan memiliki kecerdasan tinggi dibanding zombie lainnya. Dalam satu hari, Spike dan ayahnya harus melewati semua kejutan itu.
Kedua, saat ia mengajak ibunya, Isla (Jodie Comer), pergi ke dataran utama untuk mencari seorang dokter dengan harapan bisa menyembuhkan penyakit ibunya. Disini kita akan bertemu dengan Dr. Kelson (Ralph Fiennes) yang sudah puluhan tahun hidup sendiri, dan tetap bisa bertahan hidup berbekal dengan kepintarannya.
Formula sadistiknya masih sama, kita akan dibuat ngeri saat para zombie mengejar sampai menguliti para manusia yang ditemuinya. Khususnya keganasan sang alfa, dengan tubuh tinggi besarnya, ia punya strategi sendiri untuk mengejar makanan empuknya. Namun ada makna hidup tentang hubungan Ibu dan Anak yang ingin sang sutradara dan penulis fokuskan. Mungkin rasa ngeri yang muncul di awal akan mulai berkurang untuk mendapatkan momen ini, oleh karena itu ekspektasinya harus dikurangi karena saya sendiri pun lumayan menginginkan sebuah pertemuran yang lebih besar, tapi nyatanya tidak dikasih.
Ya balik lagi, karena setelah 28 tahun ini, umat manusia juga lebih kuat dan pintar untuk bertahan hidup. Anak sekecil Spike saja bisa melawan sang alfa juga loh. Coba dibandingkan dengan film pertamanya, saat umat manusia terkaget-kaget harus menghadapi para zombie ini pertama kalinya, saat itu sih ngeri sekali yah.
No comments