amerika
britania raya
claire foy
hans zimmer
inggris
jackie
kennedy
monarki
netflix
queen elizabeth ii
review
the crown
Serial TV: The Crown Season 2
Setelah menampilkan "The Queen" yang fenomenal dan sanggup mengubah persepsi seseorang tentang Putri Diana, selaku writer, Peter Morgan masih tak puas untuk menunjukkan kecintaannya terhadap Ratu Elizabeth II. Ratu Britania Raya yang sudah memerintah selama 65 tahun (paling lama daripada penguasa sebelumnya) di usianya yang sudah 91 tahun.
The Crown, sampai sudah di season ke-2. Ditulis dengan hati-hati, karena kandungan sejarahnya yang sangat sensitif. Kita akan melihat kembali penampilan sang Ratu muda dimulai ketika isu Perang Suez pada 1956 hingga kelahiran anak ke empatnya, Prince Edward di tahun 1964.
Drama rumah tangga yang njlimet, seperti pertengkaran antara Ratu Elizabeth II (Claire Foy) dengan Pangeran Philip, Duke of Edinburgh (Matt Smith), kemudian dengan Putri Margaret (Vanessa Kirby) yang lagi-lagi bermasalah dengan kisah cinta dan jiwanya sendiri tentu masih menjadi isu andalan disini. Ratu Elizabeth II kembali ditempa rasa galau antara harus menjadi Ratu atau menjadi istri dan kakak. Semuanya bercampur aduk, karena sebagai Ratu di Negara Monarki Konstitutional, ia tak punya banyak pilihan. Satu skandal saja, kerajaan bisa runtuh.
Bukan hanya drama keluarga, kehidupan konstitusinya juga ditampilkan disini, yang mana ia harus turut campur tangan dengan permasalahan di berbagai negara persemakmuran yang jumlahnya sangat banyak tersebut. Dibantu oleh Perdana Mentrinya yang kali ini ada Anthony Eden (Jeremy Northam), pria yang berambisi untuk menggantikan Winston Churchill (John Lithgow) namun harus membawa Inggris kepada perang Suez yang sudah menyita perhatian banyak negara. Harold Macmillan (Anton Lesser) juga muncul, menjadi perdana mentri menggantikan Eden.
Terdapat 10 episode disini, dan tiap episode mengisahkan tentang sejarah yang begitu penting. Secara blak-blakan, Morgan memperlihatkan semua sisi manusia Ratu Elizabeth II ketika menghadapi masalah demi masalah. Beberapa episode pun bisa menjadi sangat memorable, seperti pertemuan Ratu dengan Jackie / Jacqueline Kennedy (Jodi Balfour), Istri dari Presiden Amerika Serikat yang popularitasnya sangat tinggi saat itu; Kemudian, kita akan tahu sebuah kenyataan pahit dari paman sang Ratu, Edward, Duke of Windsor (Alex Jennings) yang ternyata memiliki hubungan gelap dengan NAZI pada saat ia menjadi Raja sebelum digantikan oleh Raja George VI (Jared Harris) ayah dari Ratu Elizabeth II; Sekilas, masa kecil dari Pangeran Charles (Julian Baring) juga dibahas disini, dan berhubungan juga dengan masa lalu ayahnya, Philip, yang ternyata berkeluarga dengan NAZI saat masih kecil.
Era sudah berubah. Hal ini selalu dibahas pada film The Crown. Ratu Elizabeth II masih sangat muda ketika harus menghadapi kematian ayahnya dan secara terpaksa menjadi Ratu Britania Raya, yaitu di umur 26 tahun. Semasa kepemimpinannya, masalah yang selalu ia hadapi adalah 'kepercayaan' dari generasi baru. Pada "The Queen", kepercayaan masyarakat terhadap Ratu Elizabeth II berada di tingkat paling buruk pasca kematian Putri Diana. Saat itu, siapa yang paling banyak terekspos di media, dia lah yang menang. Sedangkan Ratu Elizabeth II bersikuku untuk selalu menyembunyikan siapa dirinya, dan selalu mengerjakan tugas kenegaraannya terlebih dahulu.
Seperti bom, Peter Morgan, berhasil menghancurkan persepsi buruk mengenai Ratu Elizabeth II setelah menunjukkan pribadi aslinya melalui film. Ketangguhan berbalut kemanusiaan, sangat tergambar jelas lewat Claire Foy yang juga berhasil mendapatkan Piala Golden Globe tahun lalu atas perannya tersebut.
Semua ini muncul dengan satu tujuan. Mempertahankan Monarki Konstitusional Britania Raya. Popularitas Ratu Elizabeth II harus tetap dipertahankan sama seperti yang sudah-sudah. Dan sesuai dengan strategi mendapatkan hati masyarakat di era sekarang, 'fakta' merupakan senjata yang ampuh untuk membuat sebuah tokoh jadi makin dicintai. Meskipun terdapat fakta pahit di dalamnya.
Bukan hanya fakta, terdapat sinematografi, score musik Hans Zimmer, dan niat yang jempolan dalam membuat film ini. Pengambilan gambar tak melulu di Istana Buckingham, tapi juga di berbagai belahan dunia, di negara-negara milik Ratu Elizabeth II.
Semua orang yang sebelumnya tak mengenal Inggris, bisa jadi lebih mencintai negara tersebut oleh karena Ratu mereka yang luar biasa itu.
No comments