Hai! Empat Tahun yang Lama ya




Empat tahun terakhir menjadi titik serakah saya tentang mencari sentuhan baru dengan meninggalkan narasi lama, yaitu menulis. Dalam hal ini, satu-satunya yang masih bertahan adalah puisi, ia selalu menggelitik pikiran kala nasib diri sedang dibentur masalah. Tulisan tentang hati dan sepi masih menjadi tonggak utama jari-jemari ini.

Dan kebetulan muncul hari-hari dimana saya rindu akan sebuah mimpi tentang menciptakan sebuah novel, dari kisah pahit saya saat mengalami kasmaran. Hari-hari ini menjadi panas, didorong pikiran akan penyesalan jika saya tak menulis cerita tersebut sama sekali. Padahal hampir saja saya kebumikan semua tulisan saya ini, karena hati sudah tak berada disini lagi. Empat tahun, waktu yang sangat lama untuk saya merasa kalau semua tulisan ini sudah tak ada artinya.

Namun saat ini, saya berniat untuk mengubah tulisan saya saat bercerita. Saya sadar kalau sebelumnya tulisan yang saya bangun sangat berbeda dari yang ada pada puisi. Saya sangat suka saat permainan kata bisa menjadi pondasi yang memuaskan saat satu tubuh puisi tercipta. Meski sayangnya, masih banyak yang belum paham, dan saya pun tak memperdulikannya. 

Sepertinya selama ini saya salah menulis?

Jarang ada yang baca, artinya tak laku? Lantas bagaimana saya ingin membuat novel? Tulisan sebanyak ini saja hanya menjadi kuburan yang puluhan tahun tak pernah dilayat dan rawat. Tapi baiklah, saya akan tetap menulis, karena hanya ini yang saya rasakan ketika dunia sedang tidak memihak saya, satu-satunya teman saya kala suara saya hanya menjadi pepesan kosong di kuping orang lain.

Selama empat tahun ini, ada sentuhan baru yang buat saya makin lupa akan hobi utama saya ini. Pergaulan saya semakin asik, dan pekerjaan saya pun makin gila. Semuanya masuk ke dalam tahap positif, saya menemukan bahwa dunia saya di umur ke-30 sudah makin stabil.

Saya bertemu dengan jati biologis saya sendiri. Saya adalah makhluk yang super introvert, oleh karena itu saya harus banyak menyendiri daripada bersosial. Sunyi adalah batterai saya, dan berbincang adalah kelemahan saya. Ya tentu saja saya bisa beradaptasi, tetap bercanda ria dengan semua orang, karena itu adalah metode bertahan hidup saya selama ini. Tapi jika untuk menghabisi hari, saya lebih pilih sendiri.

Saya lupa saya sudah tulis atau belum disini, tapi saya sudah membuat batasan sosial saya, dari waktu berkunjung hingga menelpon. Kali ini makin sedikit saya berikan waktu sosial saya itu. Ditambah juga waktu untuk mencari pasangan hidup. Saya sudah semakin bosan.

5 bulan lagi saya sudah berumur 33 tahun, dan ini lah yang saya makin rasakan. Hidup semakin membosankan. Dan selama saya masih mengingat tentang novel yang masih putih melompong ini, baiklah, saya masih akan bertahan.

No comments

Ohh Getoo... Powered by Blogger.